Pengertian Populasi dan Sampel Penelitian Psikologi
lp2m.uma.ac.id |
Populasi Penelitian
Pada penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok sibjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik individu tersebut. Sebagai contoh populasi yang dapat dibatasi cirinya dengan menunjuk pada lokasi seperti "mahasiswa universitas X", yang berarti seluruh mahasiswa pada kampus X tersebut akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Untuk lebih spesifik, suatu populasi dapat dibatasi dengan memberikan lebih banyak karakteristik, seperti "mahasiswa fakultas X, yang berusia 19-22 tahun, prodi Y, aktif berorganisasi". Maka dengan demikian tidak semua mahasiwa X universitas X menjadi populasi penelitian melainkan hanya mahasiswa yang ciri-ciri tersebut.
Peneliti yang hasil penelitiannya hendak diterapkan pada suatu populasi harus menentukan lebih dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menetukan cara-cara pengambilan sampelnya. Maka dengan begitu peneliti akan mengetahui heterogenitas populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya sampel yang harus diambil dan tahu persis kepada siapa generalisasi kesimpulan penelitiannya akan berlaku.
Mengapa peneliti tidak mengambil seluruh populasi dan hanya mengambil sampel?
Seorang peneliti mempelajari sampel dan bukan seluruh populasi karena didasari oleh pertimbangan efisiensi sumber daya. Sumber daya penelitian yang dimaksud antara lain adalah 1) waktu, 2) tenaga, dan 3) dana. Biasanya ketiga sumber daya ini sangat terbatas, bila populasi yang hendak diteliti harus dipelajari seluruhnya maka akan sangat memakan waktu sangat lama guna pengambilam data membutuhkan tenaga penelti dan tenaga lapangan yang banyak dan mungkin saja tidak tersedia serta bisa menghabiskan dana yang sangat besar. Alasan lain disebutkan bahwa terkadang suatu penelitian tidak dapat dilakukan terhadap populasi seluruhnya karena apabila hal tersebut dilakukan maka akan berpotensi dapat merusak populasi.
Menurut ahli studi populasi seringkali tidak mungkin dilakukan untuk jangka panjang apabila karakteristik subjek dan variabel penelitiannya menyangkut aspek perkembangan. Contohnya, penelitian terhadap kelompok remaja usia 15 - 17 tahun tidak dapat dilakukan bila pelaksanaannya memerlukan waktu bertahun-tahun, karena banyak individu yang awalnnya menjadi populasi tidak lagi layak menjadi kriteria dalam penelitian dan tidak sejalan karena bertambahnya usia sebagian dari populasi tersebut.
Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitk yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasinya besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu tadi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang terdapat pada dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (generalisasi). Maka dari itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili kriteria penelitian atau representatif.
Bilamana sampel tidak representatif maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik benda asing yang belum ada di memorinya. Satu orang mungkin akan berkata bahwa benda asing tersebut adalah vas bunga, namun orang yang satunya lagi beranggapan bahwa itu adalah TV, dan satunya lagi akan beranggapan bahwa benda asing tersebut adalah kotak pensil. Seperti itulah bila sampel yang dipilih tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta tidak membuat kesimpulan yang tepat mengenai benda asing tersebut.
ilustrasi mengenai populasi dan sampel penelitian |
Referensi:
Azwar, S. 2014. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.